PENYESALAN
“dia atau ridwan?”. Hatiku bertanya-tanya seketika
setelah membaca sms yang masuk di handphone ku. Revan namanya, lelaki yang
kukagumi sejak aku masih duduk dibangku SD, hatiku selalu bergetar bila
mendengar namanya. Sambil tiduran aku merenung melihat sms yang masuk di
handphone Nokia X2 ku.
“kenapa
dia baru menyatakan perasaanya sekarang?”tanyaku dalam hati. “haruskah aku
meninggalkan iman yang setia bersamaku sejak dua tahun yang lalu?”tanyaku lagi
dalam hati. Iman adalah kekasihku yang baik saat ini, ia mau melakukan apa saja
asalkan aku bahagia, meski begitu aku tak bisa berbohong bahwa revan pun adalah
orang yang aku cintai dan kukagumi.
Aku terdiam seketika, ku coba tuk membalas pesan
smsnya. Sebelumnya ia bertanya kepadaku, “apakah masih ada tempat dihatiku
untuknya?” Begitu katanya pesan yang masuk di handphone ku.
“maaf aku tak lagi sendiri sekarang,..”ujarku dalam
isi pesan yang akan ku balas untuknya. Aku bingung, apakah pesan sms yang
kubalas nanti akan membuat dia menjauh dariku.
“oh tidak, ini tak boleh terjadi”. Hatiku
menggerutu. Tapi Ia sangat tampan, baik dan berpendidikan kurang apalagi dari
dia. Sambil menatap layar handphoneku, ku delete
semua sms yang akan ku kirim kepadanya. Tanpa berfikir panjang, lalu ku balas
smsnya dengan kata-kata indah “aku sebenernya telah menunggumu sejak beberapa
tahun yang lalu, kenapa kamu baru datang sekarang?”.
Belum sempat ku kirim, Tiba-tiba,..
Tit, tut, tet,
tot, suara sms masuk di
handphone ku. Ku simpan sms tadi yang akan ku kirim ke revan di draft.
ternyata itu dari ridwan, pacarku “lagi apa
cinta?”ujar ridwan dalam pesan singkat kepadaku. Tiba-tiba Hatiku mulai
berdebar tak karuan, seakan ridwan tau apa yang kulakukan. Aku bingung, ku
abaikan saja smsnya, kusimpan kembali isi balasan yang akan ku kirim ke ridwan
di draft.
“dia atau ridwan?”hati kecil ku mulai bertanya-tanya
kepada diriku sendiri. Aku bingung.
Tak terasa perasaan yang bingung membuatku mengantuk
tak tertahan. Tak tersadarkan aku pun tertidur lelap dengan nyenyak. Sampai
ketika aku merasakan ada orang yang mengelus-elus kepalaku sehingga membuatku
nyaman dan tenang. Dengan perlahan kubuka mataku dengan pasti, aku ingin lihat
siapa Orang yang membuatku nyaman saat dielus-elus olehnya. “oh tidak mungkin...”
teriak dalam hatiku. Bagaimana bisa revan datang masuk ke kamarku, bagaimana
dia bisa masuk ke kamarku? Hatiku mulai bergerutu dengan sejuta pertanyaan yang
membuatku bingung dengan apa yang ku alami saat ini. Wajahnya yang tampan
membuatku lupa akan semuanya. Dia begitu tenang, dan membuatku merasa nyaman.
Belum puas ku menatap ketenangan matanya, tiba-tiba dia berdiri dan menatapku
dengan senyuman manis. Wajah yang tampan ditambah hidung yang mancung serta mata yang indah ia
pancarkan tatapannya kepadaku. Akan tetapi, tiba-tiba ia memalingkan badannya
dan pergi begitu saja. Aku sedih. Melihat dia meninggalkanku pergi begitu saja.
Tiba-tiba,..
“tok, tok, tok” terdengar suara pintu kamarku.
“tok, tok, tok , rihma, rihma...” suara ibu ku
membangunkanku.
Oh ternyata semua hanyalah mimpi. Suara ketukan
pintu tadi membangunkanku dari lamunan yang membayangkan keberadaan revan
dikamarku tadi.
Usai kejadian tadi, aku merasa dilema. Aku bingung
siapa yang harus kupilih, aku tak ingin kehilangan mereka berdua. Segera ku
ambil handphone ku yang tergeletak di atas kasur. Kulihat dan ku balas pesan
singkat yang masuk di handphone ku satu persatu termasuk sms yang tertunda
untuk revan dan ridwan di draft handphone
ku.
Siang pun berganti malam, tak terasa hari begitu
cepat. Seperti biasa setiap malam setelah ridwan menelponku, secara bergantian
revan pun selalu menghubungiku. Revan begitu baik kepadaku, tapi aku merasa
berdosa kepada ridwan karena telah menduakannya.
Hari semakin malam, angin malam pun mulai berhembus
masuk ke kamarku. Dingin sekali. Kumatikan lampu kamarku sehingga yang terlihat
hanyalah cahaya dari layar handphone ku. Banyaksekali sms yang masuk malam ini,
siapa lagi kalau bukan dari para kekasihku revan dan ridwan.
“lagi apa sayang?” tanya ridwan kepadaku.
“lagi tiduran.. J” ujar ku dalam balasan pesan singkat untuknya.
Tiba-tiba ada pesan pasuk di handphone ku, oh
ternyata revan.
“aku kangen...ketemuan yuk?”tanya revan kepadaku
tiba-tiba.
Tanpa berfikir panjang langsung ku balas pesan
singkat dari revan. “ayo honey, mau dimana?” ujraku dalam pesan singkat untuk
revan.
Selang beberapa detik, tiba-tiba sms ridwan masuk di
handphoneku seperti biasa.
“maksud kamu apa?, honey untuk siapa itu?, apa
dugaanku benar?, tolong katakan padaku kalau sms yang kamu kirim untuk lelaki
lain?. Ujar ridwan dalam pesan singkat.
“Oh my God.. aku salah kirim. Harusnya pesan yang ku
kirim tadi untuk revan, bagaimana ini?” ujarku dengan perasaan kaget. Alasan
apa yang harus ku katakan, ia sudah terlanjur tau. Oh, cinta ini membunuhku.
Tiba-tiba ridwan menelponku, dengan nada keras ia
berkata kepadaku.
“maksud kamu apa? Coba jelaskan!” ujarnya membuatku
semakin takut. Tak dirasa tiba-tiba kata-kata yang keluar dari ridwan membuat
air mataku terjatuh membasahi pipi dan bajuku.
“maafkan ku,... sekali lagi maafkan aku sayang”ujarku
dengan suara menangis.
“oh ternyata benar, siapa dia? Kenapa kamu tega
menghianatiku? Ucapannya semakin keras dan lantang membuatku semakin sakit di
hati.
Dengan nada rendah aku menjawab semua yang ia
tanyakan kepadaku.
“di, di, dia revan teman kecilku, maafkan aku”.
Jawabku. Lidahku begitu sulit untuk berkata.
“kenapa kamu seperti ini sayang?, kenapa kamu harus
menodai cinta kita?”Terdengar bersedu, nafasnya terdengar pilu seakan dia
sedang menangis.
“sayang pliss, kamu jangan nangis aku minta maaf.
Pliss maafkan aku” ujarku mencoba meredakan kesedihannya.
“oke, sekarang pilih dia atau aku?, aku beri kamu
waktu satu jam untuk memikirkan itu”, tuut, tuut, tuuuut... terdengar suara
handphope yang di matikan. Ternyata dia mematikan telponnya tiba-tiba.
Aku hanya bisa terdiam dan merenung, air mata ini
terus mengalir dan tak bisa ku hentikan. Betapa jahatnya aku, ridwan telah rela
habis-habisan melakukan apa saja untukku, sedangkan revan belum tentu jelas
pengorbanannya kepadaku malah ku terima. Kejadian tadi membuatku harus berani
mengambil pilihan, pilihan diantara dua orang yang kusayangi antara ridwan dan
revan. Dengan segera ku balas pesan singkat dari revan yang sempat tertunda.
“maafkan aku, aku ingin putus tolong jangan hubungi
aku lagi”. Sms balasanku kepada revan. Aku harus tegas dan berani, mulai saat
ini aku harus melupakan revan.
Usai kejadian itu, banyak sms masuk dari revan.
Menanyakan banyak pertanyaan kepadaku namun tak satu pun sms nya yang ku balas.
Hari semakin malam, aku tak ingin terus-terusan
begini. Seketika ku matikan handphone ku, ku ambil selimut hingga menutupi
seluruh bagian tubuhku. Aku menangis tak tertahan atas kejadian ini yang telah
menyakiti mereka berdua, revan dan ridwan. Sungguh aku benci diriku.
Keesokan harinya seperti biasanya, ridwan sms
kepadaku meminta kepadaku agar bisa melupakan kejadian semalam. Ia begitu
mencintaiku, aku beruntung memilikinya.
Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa malam kembali
hadir di kehidupanku. Sejenak terbayang di pikiranku, aku ingin bertanya kepada
tuhan apakah ridwan adalah jodoh yang terbaik untukku. Pikiran itu selalu
berulang-ulang melintas dikepalaku. Aku langkahkan kaki menuju tempat wudhu,
segera ku basahi wajahku dengan air wudhu. Kembalinya dari wudhu aku sesekali
melihat dalam buku fiqh tata cara sholat istikhoroh, aku praktekan apa yang ku
baca barusan. Dengan rendah hati dan berserah diri kepadaNya aku niatkan dan
berharap kepadaNya agar engkau tunjukkan jalan yang terbaik untukku. Usai
sholat istikhoroh dalam doaku tak henti-hentinya ku memohon dan berharap, Ya
Rabb, beri aku petunjuk dan jalan yang terbaik amiin. Tanpa berfikir yang
macam-macam aku langsung bergegas ke tempat tidurku dan mengakhiri segala
aktivtasku dengan menikmati tidur yang nyenyak di malam nan indah.
Malam pun berganti pagi. Adzan subuh pun terdengar
berkumandang. Aku terbangun dari tidurku, entah kenapa tidurku semalam
membuatku bertanya-tanya. Seusai sholat subuh saat hendak membereskan tempat
tidurku, tiba-tiba aku menemukan secarik kertas dengan tulisan yang indah. “irfan
abdurrasyid” tulisannya yang tampak jelas kubaca. Hatiku mulai bertanya-tanya,
“siapa dia? Apakah ini jawaban dan petunjuk dari sholat istikhorohku semalam,
Ya Rabb tunjukkanlah hamba jalan yang terbaik”. Tanpa berfikir panjang aku
meyakini saja bahwa apapun yang Allah berikan kepadaku semuanya adalah yang
tebaik untukku.
Pagi harinya dengan segera aku menelpon ridwan, aku
menceritakan semua yang terjadi subuh tadi. Tiba-tiba ia terdiam setelah
mendengar ceritaku, dengan nada bersedu ia mulai berbicara kepadaku meminta
agar tidak meninggalkannya. Bahkan saking khawatir aku meninggalkannya ia
sampai berkata kalau ia akan meminta kepada tuhan untuk di jodohkan denganku,
ia berjanji untuk berubah. Akan tetapi bukan senang yang aku rasakan saat ia
berkata begitu namun aku malah berfikir dan bertanya dalam hati apakah ia
mencintaiku karena hanya ingin memiliku dengan keegoisannya saja. Dengan
singkat dan jelas aku berkata padanya “maaf aku tak bisa”ujarku dengan berani.
Beberapa hari kemudian usai kejadian yang terjadi
padaku, statusku pun kini berubah menjadi single,
aku akan menanti jodohku yang ku nantikan selama ini yang tuhan kirimkan
jawabannya melalui secarik kertas di atas kasur, aku kan menunggu dan menunggu
jodohku disini.
Minggu pun kini bergani bulan. Sudah satu bulan ini
statusku masih single, setiap malam
pun kini tak seperti biasanya. Ridwan pun tak seperti dulu yang selalu hampir
setiap malam menelponku, pikiranku mungkin dia telah memiliki wanita lain dan
melupakanku.sedangkan revan, entahlah aku sudah tak memikirkannya lagi.
Aku hanya bisa bersabar, hingga pada suatu ketika saat
membuka facebook tiba-tiba ada chat yang masuk ke inbox facebookku. Ia adalah
irfan abdurrasyid, tak kuduga namanya sesuai dengan tulisan yang waktu itu.
Langsung saja ku baca pesan yang masuk ke inbox ku darinya, ia menanyakan
kabarku dan basa basi seperti biasa. Setelah itu dengan iseng ku buka foto-foto
di kronologi facebooknya, saat aku melihat fotonya sungguh tak kudugadan aku
tak menyangga kalo dia adalah teman lamaku saat aku masih duduk di bangku 6 SD,
namun ia dulu kelas 2 SMA.
Waktu terus berlanjut Sungguh benar-benar tak
kuduga, aku melanjutkan hubungan dengannya hingga sampai suatu saat ia berkata
kepadaku dan bertanya “apakah kamu mau menjadi istriku?” tiba-tiba hatiku
bergetar, aku tak menyangka ia berkata begitu kepadaku.
Dengan hati terbuka aku lanjutkan hubunganku
dengannya sampai saat ini, hari demi hari kulalui hubungan bersamanya, kini
statusku pun berubah menjadi berpacaran dengannya irfan abdurrasyid. Aku
senang, aku bahagia. Bahkan aku pernah bertanya kepada tuhan, apakah ini
jawaban dan petunjuk yang engkau berikan kepadaku. Aku bersyukur, hamba
berterima kasih kepadamu Ya Rabb.
Thanks
you. J
By
Rihma Rohmaniah Nurdini
Editor
: M.Muallifi